Tanpa Kesimpulan, Film Apakah Tuhan Serumit Itu? Tayang di PGI

sutradara dan pemeran film Tuhan apakah Kau serumit itu? bersama Sekretaris Eksekutif PGI, Pdt. Jimmy Sormin, dan Ary Moningka, Grha PGI lantai 3, Salemba, Jakarta Pusat, Kamis (28/12/2023). Foto. erdeha.

BAHTERApost.com – Pembuatan film berjudul Apakah Tuhan Serumit itu? Penuh dengan berbagai kendala. Mulai dari penolakan orangtua yang tak setuju anaknya main film di gereja, dan seorang pemain film yang menolak memerankan figur ayah, ucap Tiur Simorangkir menjelaskan di hadapan ormas, mahasiswa, jurnalis dan udangan painnya, di Grha PGI lantai 3, Salemba, Jakarta Pusat, Kamis (28/12/2023).

Bahkan diakui sang sutradara pun harus menyamarkan nama aslinya, tambah  Tiur dalam penjelasan film berdurasi 25 menit bersama sekretrais eksekutif Pdt Jimmy Sormin.

Hal lainnya, dalam pembuatan film ini, ada anak muda yang menangis memerankannya, karena nyata  mengalami pacaran beda agama, ujar sutradara  film yang lokasi sutingnya kebanyakan di PGI.

Tangkapan layar film, apakah Tuhan serumit itu? Tayang di PGI lantai 3, Kamis (28/12/2023).

Cuplikan dalam dialog film ini, Chris  yang beragama Kristen dan ayahnya  seorang pendeta, pacaran dengan Fatima yang satu kantor. Sementara Ibu Siti,melarang anaknya, Fatima pacaran dengan Chris yang beda agama. Singkat cerita, fatima harus di PHK, tapi atas pengorbanan, Chris, Fatima tidak jadi di PHK, sementara Pdt. Paulus ayah dari Chris menyalahkan anaknya kenapa mau berkorban. Karena, terang dan gelap itu tidak bisa bersatu.

Menurut sutrada film ini, ayah chris  menikam dari belakang, sementara ibu Siti emosianal

Sementara Pdt. Sormin yang kuat dalam diskusi, seminar tentang toleransi dalam perbedaan. Ingin membuat suasana toleransi dalam bentuk lain, maka film menjadi daya tarik kuat baginya. Bersama Tiur, menggagas toleransi anak muda, untuk diangkat dan ditayangkan di PGI. Apakah, nanti akan go publik di luar PGI, kita lihat saja, tandas Pdt Sormin.

Yang jelas, dan pasti  film ini, ingin mengingatkan kepada generasi di luar Z  dan milenial, bahwa dalam pergaulan anak muda, perbedaan itu bermakna dan perlu dilakukan. Ekstrim lainnya,  agama itu tidak ada, yang ada Tuhan.

Memang film, Tuhan apakah Kau serumit itu? Fiksi, tapi nyata terjadi dalam kehidupan kita, yang terpinggirkan. Maka, dari itu film ini mengajarkan, kepada umat manusia, untuk berdampak kepada bangsa, walaupun dampaknya kecil.

(ronaldy)

 

 

 

 

 

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*