Jakarta, BAHTERAPOST.com – Pemilihan umum atau Pemilu di Indonesia menurut UU dilaksanakan setiap lima (5) tahun sekali. Adapun tujuan pemilu selain memilih pemimpin, juga merupakan instrumen penting dalam berdemokrasi. Pemilu juga penting bagi negara luar untuk menanamkan investasi dan kerjasamanya yang saling menguntungkan diantara kedua negara.
Baca Juga : Berjalan Dalam Kehendak Tuhan, Pdt. Edy Wagino M.Th di Ibadah GBI ORY : Taat dan Punya Iman Teguh
Yang jelas dan pasti Pemilu serentak tahun 2024 akan dilaksanakan pada Februari 2024 atau 10 bulan lagi untuk Pilpres dan Pileg. Sementara Pilkada pada November 2024 atau 19 bulan lagi.
Menurut KPU ada 190 juta jiwa yang telah terdaftar sebagai pemilih dan puluhan ribu yang akan dipilih untuk memperebutkan 575 Parlemen dan 136 Senator, 34 Gubernur dan Wagub, serta ratusan Bupati dan Wali Kota plus wakilnya, sementara untuk Capres yang akan berlaga bisa dua atau tiga pasang.
Pemilu serentak Indonesia juga akan melibatkan puluhan lembaga pemantau pemilu dari luar negeri, serta diliput ribuan wartawan dari dalam dan luar negeri.
Isu-isu dari Pemilu serentak 2024, seperti dibicarakan banyak orang dalam media sosial, akan diterpa isu-isu politik identitas.
Terkait adanya suara-suara itu, Gembala Sidang GBI Sinona Pdt Edy Wagino M.Th, yang kerap ditanya oleh hamba Tuhan, anak-anak Tuhan, pengusaha, seluruh unsur di dalamnya, aparat kepolisian, TNI, dan khususnya wartawan Kristen. Pertanyaannya, pak pendeta apa yang harus kita hadapi dan lakukan, jelas ayah 3 anak dan 2 cucu ini kepada sejumlah wartawan Kristen di restoran Bebek Kaleo, Sunter, Jakarta Utara, Selasa siang (28/3/2023).
“Jawaban saya sih simple saja, di tahun politik yang sedang ‘memanas’ ini seperti bola liar. Jadi seiring dan berjalannya waktu, saya kan mendengar. Ada orang-orang tertentu yang menggunakan politik identitas untuk memajukan keinginannya, supaya terwujud. Politik identitas itulah yang digunakan.Salah gak? Menurut saya tidak salah, karena masing-masing kita punya hak dan sikap, seperti yang tercantum dalam UUD 1945,” tegasnya.
Mereka punya hak bicara, mereka juga berhak untuk mengungkapkan pendapatnya, tentang apapun itu. Tetapi, jika ditanyakan kepada saya? Politik apa yang gunakan di pemilu serentak 2024, ya politik saya, Politik Hati Nurani yang berbicara. Karena kalau menyangkut hati Nurani, apa yang Tuhan taruh dalam hati kita? Itulah yang kita jalankan, dan orang lain gak akan tahu. Pasalnya, pemilihan ini bebas, rahasia, dan terbatas, tuturnya.
Bukan berarti saya mengesampingkan politik identitas itu, gak. Itu (politik identitas) bisa Tuhan pakai juga. Karena itu menjadi tonggak sejarah, menjadi acuan, di dalam mereka memajukan cita-citanya itu, beber Gembala Pembina GBI ORY Jatinegara Barat, Jakarta Selatan.
“Kemarin (Minggu 26 Maret 2023) saya sampaikan pesan Tuhan di suatu gereja (GBI) yang pindah tempat lokasi yang baru (perdana), hari-hari ini Tuhan taruh di hati saya, mulailah melangkah dalam kehendak Tuhan, berjalan dalam kehendak Tuhan, mulailah melakukan segala sesuatu di dalam nama Tuhan,” ungkap Pdt Edy yang punya passion melayani ibadah rohani di penjara-penjara.
Lanjutnya, Sebab kalau itu dilakukan. Bukan berarti tidak ada tantangan, ujian, dan cobaan. Sekalipun itu ada, ujung-ujungnya kita mendapatkan suatu kebaikan. Roma 8 : 28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Mungkin awalnya kita mengalami ujian, godaan, cobaan, rintangan, penderitaan seperti Ayub, tetapi ujung-ujungnya Ayub diberkati Tuhan. Jangan mendahului dengan suujon dulu. Sesuatu prediksi yang kadang bisa menjadi salah. Karena salah menduga apa yang Tuhan sedang rencangkan. Sejauh langit dari bumi. Firman Tuhan katakan. Itulah rancangan manusia dan rancangan Tuhan, maka itu kita melakukan segala seuatu dalam nama Tuhan Yesus supaya kita gol (tercapai tujuan) dengan kebaikan Tuhan, dan modalnya cuman tiga. Pertama taat secara totalitas. Banyak orang bisa taat tetapi tidak secara totalitas.
Petrus disuruh Tuhan menebarkan jalannya lebih dalam, tetapi dia sempat berargumen, Tuhan sudah semalam-malaman saya bekerja keras, saya tidak mendapatkan apa-apa, tetapi karena Engkau (Tuhan) menyuruhnya. Untung dia (Petrus) sadar, dan Petrus menebarkan jalanya dan mendayung perahunya ke tengah. Apa yang terjadi, alkitab mencatat, Petrus menangkap sejumlah ikan besar. Tapi ingat di Lukas 5 : 6. Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. Alkitab katakan menangkap sejumlah ikan besar, tetapi jalanya koyak. Kenapa itu terjadi? Akibat dari ketidak totalitasan seseorang didalam menjalani ketaatan kepada Tuhan, ucapnya.
Namun Ada solusi lain dari taat secara totalitas. Yohenas 21 : 6. Maka kata Yesus kepada mereka: ”Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh.” Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan. Perahu yang sama, danau yang sama dan ada Tuhan Yesus. Tuhan Yesus menyuruh mereka menebarkan jalannya disamping perahunya. Kemudian mereka menangkap sejumlah ikan yang besar, dan Alkitab mencatat tidak ada jala yang koyak, ada perbedaan. Kenapa bisa begitu? Itu yang saya sebut, kalau mau taat samaTuhan harus secara totalitas, jangan setengah-setengah. Kalau disuruh Tuhan A laksanakan, jangan kita bilang begini dengan sejumlah argumen atau alasan, seolah kita yang lebih mengerti, lebih pintar dari Tuhan, maaf kata, tandasnya.
KESAKSIAN
Saya mau kesaksian. Suatu ketika, GBI Sinona waktu membangun menyisakan hutang, dari pembangunan sekian miliar rupiah, dan sisanya 1 miliar rupiah kurang. Sampai suatu hari, ada jemaat yang kerap datang ke GBI Sinona. Setiap kali datang dia foto. Hal ini membuat, saya sempat bertobat sebagai seorang pendeta, saat suujon. Suujonnya, datang cuma foto doang, kasih (memberi) tidak. Namun, dia diam-diam bilang sama kakaknya seorang pengusaha property sukses di daerah Lampung, terangnya.
Lanjut Pdt. Edy memberi kesaksian, seiring berjalannya waktu dia bercerita sama kakaknya itu, bantu dong GBI Sinona. Kemudian kakaknya dia menjawab, nanti saya bantu, ujar Pdt Edy menirukan ucapan ibu yang foto-foto di GBI Sinona tersebut.
Kemudian kalau membantu itu kan tidak tahu berapa, bisa seiklasnya. Lalu, kakaknya dari ibu yang foto-foto itu, mau jalan-jalan ke Jakarta bersama keluarganya. Sampai di bandara, begitu tetiba di hotel, dia sakit. Waktu dia sakit, dia gak punya saudara, dibawalah ke Karawang, makin dekatlah. Artinya Allah turut bekerja dalam segala sesuatu.
Selanjutnya, sampai suatu saat Ibu itu telepon jam 1.30 pagi, tolong tolong diujung telepon itu, saya lihat jemaat baru, mau jemaat baru, jemaat lama, karena dia melayani, saya bilang tenang bu. Karena saya kan punya penyakit jantung juga, tolong pak Pdt Edy, kakak saya sakit, ucap Pdt Edy menirukan Ibu yang menghubunginya.
Yang saya lakukan, saya berdoa, dan membangunkan istri saya. Alkitab katakana, dimana ada dua orang sepakat dan meminta kepadaKu, maka permohonan dan permintaannya akan dikabulkan oleh Bapa di Surga. Selanjutanya, saya bersama istri menemui yang kakak dari ibu sakit itu. Kemudian secara ritual Firman Tuhan ajarkan, ambil minyak, tumpang tangan dan doakan. Nah ini yang dikatakan taat secara totalitas. Pendeta bisa apa, dokter saja datang, pasiennya gak langsung sembuh, apalagi pendeta. Singkat cerita habis doa, kita pulang. 30 menit kemudian adiknya telepon lagi, puji Tuhan ibu itu katakan, kakaknya telah sembuh. Maaf kata, biasanya kalau saya doakan maaf saja, lewat, teman pendeta saya katakan, wah Pdt Edy mah pendeta pencabut nyawa, ucapnya.
“Pak Pendeta Edy tolong datang, kakak saya mau ngomong. Saya bersama istri datang lagi. Kakaknya ibu itu bersaksi, bahwa dia bernazar, cuman kakaknya gak mau ngomong sama adiknya, tetapi sudah ada nazar. Pengkhotbah berkata, setiap orang yang bernazar dan tidak melakasnakannya, jangan sampai aku merusak pekerjaan tangannya, ngeri. Saya pernah bernazar untuk melunasi hutang GBI Sinona, berapa hutang GBI Sinona, saya sebutkan 1 miliar rupiah kurang, dia akan melunasi1 kali 24 jam dan selesai pada hari itu juga,” bebernya.
Luar biasa Tuhan itu, saya katakana. Karena saya taat secara totalitas. Bisa saja, saya katakana bu maaf ya saya capek banget, habis pelayanan, besok pagi saya datang, kasih saya tidur barang satu jam saja.dan ibu itu bisa saja menghubungi pendeta lain ketika saya katakan dengan argumnen, dan itu tidak merugikan saya, tetapi secara ketaatan saya sudah hilang.
Kedua Setia. Tuhan Yesus sampai mati di kayu salib, untuk melaksanakan kehendak Bapanya,mulai Dia dirajam, dikhianati oleh muridnya,ditikam dari belakang istilahnya.Tetapi Tuhan Yesus tidak pernah bilang,sudah selesai Bapa. Namun Dia ngomong selesai itu setelah di kayu Salib, kalau kita setia sama Tuhan,maka Tuhan akan setia kepada kita. Dia setia sampai akhir, tidak akan pernah berhenti. Maka saya senang lagu. Ku Tetap Cinta, Ku Tetap Cinta. Walau Datang Badai Menerpa Ku Tetap Cinta.Ku Tetap Setia. Ku Tetap Setia. Walau Datang Badai Menerpa. Ku Tetap Setia. Terlalu Banyak Yang Tuhan Beri, Dengan Apa Kan Kubalas Apa Yang Kumiliki. Mau balas apa sama Tuhan. Setiap kali saya menyanyi lagu ini, saya nangis, rasanya mulai saya dari manusia yang kotor dari penjara, sampai saat ini,Tuhan tidak pernah finish, Penyertaannya sempurna, setia sampai akhir.
Ketiga. Paulus memiliki iman yang teguh. Disampin Pauluas menjalanakan amanatnya untuk sampai ke Yerusalem menyelamatkan banyak orang. 1 Perus 5 : 8 Milikilah iman yang teguh. Karena dengan iman yang teguh kita bisa menyelesaikan tugas yang dari Tuhan sampai akhir. Dari ketiga hal ini, saya percaya membekali politik kita, kita taat pada kehendak Tuhan, kita setia pada panggilan kita, sebagai orang yang telah diberikan talenta, kita memiliki iman yang teguh sampai akhir.
Paulus menghadapi tantangan, dia bilang hati-hati gurumu, dia kasih ke murid-murid disitu, kenapa? Saya dapat penglihatan, katanya. Mana tali pingganynya Paulus, dikasihkan sama murid-murid. Ini tali pinggang Paulus, dia praktekan dia ikat kakinya, dia ikat badannya, dia bilang Paulus akan seperti ini, kalau Paulus ke Yerusalem, dia mau menghentikan rencana Tuhan yang besar,dalam hidup Paulus, padahal Paulus sudah dapat mimpi. Mimpinya dimana? Kisah Rasul 23 : 11.
Jadi ceritanya, begini. Saya dapat bisikan dari Tuhan, tentunya kita dapat bisikan dari Tuhan. Tapi Paulus mendapat bisikan lebih awal. Kisah Rasul 23 : 11 Pada malam berikutnya Tuhan datang berdiri disisinya, dan kuatkan hatimu.
Jadi begini, ada perjalanan kehidupan kita, yang akan melemahkan kita nanti. Baik itu segi ekonomi, ya biasa orang kalau mengintimidasi misal sesame wartawan lain. Tapi kita tidak boleh goyah kata Firman Tuhan, karena kita punya satu tujuan, masuk Malaysia setelah ke Bali terlaksana dengan baik.
Buat apa? Saya sendiri gak ngerti. Mungkin sampai di jemaat Johan Ali, kita yang disini dan tiba di Malaysia serta bertemu dengannya, bicara apa, diberkati.
Mungkin ada jemaat disana yang mulai lemah, tiba-tiba kita datang mulai kuat lagi. Maka Tuhan bilang, Paulus harus kuat.
Kisah Rasul 21 : 10…disitu ada seorang nabi Tuhan,bernama Abagus, dia bilang kasih tahu sama Paulus, Nabi yang bilang, siapa gak percaya. Paulus nanti akan mengalami aniaya. Takut, gak Paulus sebagai manusia, tentu takut, tapi dia memperkuat imannya kepada Tuhan.
Maka, tadi di awal saya bilang, kita punya visi misi. Kalau dulu kita cicak. Artinya tidak diperhitungkan oleh hamba Tuhan lain,oleh pendeta lain,oleh wartawan lain. Tapi kita bisa ada di sana. Jujur waktu di sana (baca; Bali) ada Luhut (LBP) Sandiaga Uno bertemu dengan tim 6 ini, saya lebih senang, mungkin ada sukacita saya yang lebih bahagia, karena apa? Karena apa yang direncanakan Tuhan ini, visinya sudah sampai. Walaupun pertama-tama, ini dulu.
Maka untuk melaksanakan misi dan visi itu,maka yang pertama kita harus taat sama Tuhan secara totalitas. Paulus taat secara totalitas. Sebenarnya secara hati dia gak enak sama nabi itu (Abagus), Paulus gak enak sama murid-muridnya. Kisah Rasul 21 : 14 Karena ia tidak mau menerima nasihat kami, kami menyerah dan berkata: ”Jadilah kehendak Tuhan!” Bukan kehendak kita, bukan keinginan kita, bukan rencana kita. Kesampingkan keinginan kita. Keinginan Paulus apa? dia mau dong menyelamatkan diri, dia mau batalin perjalanan ke sana (baca ; Yerusalem). Tapi Paulus memilih kehendak Tuhan, daripada keinginannya.
Kalau Paulus tidak memiliki iman yang teguh dia bisa berhenti dalam perjalanannya. Karena sudah dikasih kabar, mau diikat, karena berdasarkan penglihatan dari seoarang nabi itu yang menyampaikan, masa tidak percaya.
Paulus setia, kenapa? Walaupun Paulus harus melewati penderitaan seperti Yesus, Paulus setia sampai akhir.
(ronaldy)
Be the first to comment