Jakarta, BAHTERAPOST.COM – Titik terang masalah dualisme Sinode GKSI mulai ada harapan. Pasalnya di sidang Majelis Pekerja Lengkap Persekutuan Gereja-gereka di Indonesia (MPL -PGI) 2023, yang dihelat di Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (27/1/2023). GKSI hadir sebagai peninjau, karena dapat undangan resmi dari PGI, jelas Pdt. Iwan Tangka.
Baca Juga : Frans Ansanay Menangkan Logo GKSI, Dualisme Semakin Meredup
“PGI menyerahkan penyelesaian dualisme GKSI kepada dua belah pihak” tutur Ketum PGI Pdt. Gomar Gultom seperti dituturkan Majelis Tinggi Sinode GKSI Willem Frans Ansanay, SH, M.Pd kepada sejumlah wartawan media Kristiani di bilangan Jakarta Timur, belum lama berselang.
Terkait ini, pihak Matheus Mangentang mengklaim bahwa pengikutnya sangat banyak, sehingga memaksa PGI untuk mengakui keberadaan mereka di PGI. Pada pertemuan beberapa waktu yang lalu pihak Mangentang meminta PGI memverifikasi keberadaan mereka di lapangan yang sangat banyak pengikutnya, tetapi PGI menjawab bukan ranahnya PGI untuk memverifikasi ke lapangan. PGI memberi jawaban tegas pemimpin gereja harus berdamai artinya para pemimpin di sinode GKSI dari kedua pihak harus berdamai.
Anjuran dari PGI tentang berdama dilaksanakan secara penuh oleh pihak Pdt Iwan Tangka, tetapi pihak Pdt Mangentang menolak berdamai, dan memilih berpisah.
Menanggapi hal tersebut, Majelis Tinggi Sinode GKSI Willem Frans Ansanay, SH, M.Pd mendorong dua kubuh berdamai, dan jika ada pihak yang tidak mau berdamai maka alangkah baiknya pihak yang tidak mau berdamai itu segera membuat sinode baru, dan meminta PGI dapat menerima keberadaan mereka bersama-sama sebagai anggota baru di PGI.
Be the first to comment