Jakarta, BAHTERAPOST.COM – “Puji nama Tuhan, kita sudah dipenghujung tahun 2022. Ssaya gak tahu, bagaimana keadaan saudara, sehari-hari di rumah? Di tempat usaha, di tempat pekerjaan, dan di tempat, dimana Tuhan tempatkan saudara berkarya. Tapi satu hal, yang saya imani, saudara diberkati oleh Tuhan, saudara dalam keadaan baik, sehat dan panjang umur,” demikian pembuka khotbah Gembala Sidang GBI Sinona, Pdt Edy Wagino M.Th dalam khotbah, disertai perjamuan kudus dan pelayanan minyak urapan, di GBI Sinona, Desa Bojongsari, Kabupaten Bekasi, Minggu siang (4/12/2022).
Baca Juga : GKMI Eklesia Denpasar Bersama Perwamki Gelar Reli Doa Perdamaian : KTT G20 Harus Berdampak Nyata Bagi Dunia
“Tiap pagi, saya berdoa khusunya untuk jemaat, dan pengerja yang mendampingi saya selama satu tahun di 2022,” tambah Suami dari Yuniwati biasa disapa Bu Yuyun.
Efesus 6 : 10 Akhirnya hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kuat kuasaNya. Melihat kondisi hari-hari ini, yang sedang terjadi, Tuhan kasih saya rhema “Kita Harus Kuat Menghadapinya.” Dan, bila diformulasikan tentang pewahyuan itu, maka saya mendapatkan satu buah tema, yaitu : Melahirkan Generasi yang Kuat, jelas ayah dari Hosea.
Lanjutnya, masih di mimbar khotbahnya, “Sebagai orang tua kita harus memiliki kewaspadaan dalam pola pikir atau pola asuh kita, ketika anak-anak kita ditinggalkan. Saya beberapa hari yang lalu dikejutkan oleh sebuah pertanyaan anak saya, Hosea, usianya masih 8 tahun, tapi dia punya pandangan ke depan kepada saya dan ibunya. Kami lagi bersama (bertiga), tiba-tiba pertanyaan itu muncul. Mami, atau papi, nanti kalau saya (Hosea) menikah bagaimana? Ya, saya perkirakan usia 25 tahun ia (Hosea) menikah, berarti 17 tahun lagi, tetapi pertanyaan ini harusnya muncul, maka dari pertanyaannya ini, saya formulasikan tentang Natal yaitu Yesus lahir, maka munculah tema khotbah ini ; Melahirkan Generasi yang Kuat,” ungkap Pdt Edy yang juga punya pasion melayani di lapas-lapas atau tempat penjara.
Generasi ke depan kita harus kuat, harus kuat, kenapa? Karena saudara, kalau gak ada, mereka menghadapi tantangan yang cukup berat.
Pasalnya, orang tua sibuk bekerja, sehingga memanjakan anak-anaknya, mereka tidak bisa mandiri. Nah, ini yang perlu kita pikirkan. Kita (orang tua) memanjakan anaknya dengan hal-hal lainlah, sehingga mereka tidak bisa mandiri, dan kalau mereka tidak bisa mandiri, bagamana? Nah ini, orang tua perlu mendampingi anak-anaknya, tuturnya.
Generasi yang kuat itu seperti apakah? Kasih yang kuat seperti apakah? Hal ini kita mau belajar dengan cepat. II Timotius 4 : 7 Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.
Siapa dalam pekerjaannya, dalam usahanya, dalam pelayanannya, gak mau berakhir dengan baik, semua mau? Ungkapnya.
Tadinya, Saulus adalah orang yang tidak mengenal Tuhan, dia adalah pembunuh, sebelum bertobat, tapi suatu hari, karena kasih tuhan yang begitu besar, Tuhan menampakan diri lewat seberkas cahaya sinar, lantas seketika itu, dia buta, dalam kebuataannya Tuhan perintahkan untuk ke rumah Ananias, dan Tuhan memerintahkan Ananias untuk menumpangkan tangannya atas Saulus, dan saat itu juga matanya dicelikan oleh Tuhan, dan dia bertobat, sehingga Tuhan memberikan namanya menjadi Paulus.
Dari pertobatannya, dia menulis kurang lebih 13 pasal surat yang ada di Alkitab ini, Alkitab ini ada 66 pasal, 13 pasal dia yang tulis.
Nah, saudara, dia tulis di kitab Efesus tadi. Rasul Paulus, menuliskan surat kepada jemaat yang di Efesus, saat dia masih dipenjara, orang yang dipenjarakan seyogyanya, dalam keadaan yang terhimpit, susah, terjepit dalam penderitaan, tapi dia masih bisa menguatkan ornag yang di luar penjara, kenapa? Karena Rasul Paulus adalah orang yang diberi kekuatan oleh Tuhan, Hendaklah engkau Kuat dalam kekuatan Kuasanya, tutur Gembala Mentor GBI Hope Palangkaraya.
Melahirkan genereasi yang kuat, itu mendidik, mengayomi, mengajar dengan Firman, dan sebagainya. Saat ini, kita belajar, menjadi generaasi yang kuat, itu seperti apa?
Rasul Paulus berkata, aku sudah mengakhiri pertandingan, Saudara tahu, nggak. Ujiannya, godaaannya untuk mencapai garis yang baik, tapi rasul Paulus berkata, aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, dan aku telah mencapai garis akhir, dan aku telah memelihara iman.
Saudara generasi seperti apa, generasi yang kuat itu? Yang pertama Tidak Pernah Menyerah.
“Saya ngobrol dengan seorang teman, dan saya tanya bagaimana keadaannya, dia berkata, hampir putus asa, menghadapi kehidupan masa mudanya, dan mereka berkata aku lebih baik bunuh diri saja, waduh me ngerikan dan menakutkan perkataan itu. Mereka takut dengan keadaannya, saya berdoa semoga di tempat ini tidak ada yang seperti itu, pinta Gembala Mentor GBI Ory Pondok Gede, Bekasi.
Kita harus menjadi generasi yang tidak mudah menyerah. Amsal 24 : 16 berkata Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana.
Daud saja bisa jatuh, namun dia bangkit kembali. Ada orang jatuh dalam usahanya, tapi dia nggak mau bangkit, kecewa, menyerah dengan keadaan yang ada. Namun, orang fasik akan roboh dalam bencana.
Perhatikan tujuh kali, orang benar jatuh, namun dia bangun kembali. Inilah tipe-tipe orang yang nggak mudah menyerah, gagal coba lagi, ujar Pdt. Edy memberi semangat kepada jemaatnya.
Orang yang sukses, orang berhasil dalam hidupnya, bukan berarti nggak pernah gagal, namun karena gagal, terus dia mencoba lagi.
Saudara tahu, penemu lampu yang bernama Thomas Alfa Edison, sampai 1000 kali dia baru berhasil menciptakan lampu, sehingga bisa menyala.
Mungkin dalam usaha kita pernah gagal, dalam pekerjaan kita pernah gagal, juga dalam pelayanan kita pernah gagal, gak apa-apa, manusiawi kok. Yang menjadi masalah, ketika gagal, kita berhenti dan tidak mau mencoba lagi.
Lukas 18 : 1 – 8, Yesus menyatakan perumpamaan, kepada mereka untuk menegaskan untuk tidak jemu-jemu. Yaitu, disebuah kota, ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah, dan tidak menghormati seorangpun, dan di kota itu ada sebuah janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata, belalah hakku kepada lawanku. Beberapa lamanya hakim itu menolak. Berarti janda ini tidak punya harapan lagi alias gagal atau ditolak. Karena, janda itu terus menerus datang (tidak menyerah) kepada hakim yang tidak takut akan Allah, maka hakim itu mengabulkan permintaan janda itu.
Yohanes 15 : 4 – 5 Tinggalah di dalam Aku, dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidka tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
Ini pesan Tuhan, khususnya di bulan desember ini (red: desember 2022), poinnya tinggal di dalam Tuhan, dan Tuhan tinggal di dalam kita. Miliki suatu keintiman di dalam Tuhan, kita harus terhubung dengan sumber kehidupan kita, yaitu Yesus. Karena di luar Dia, kita tidak bisa berbuat apa-apa, tegasnya.
Yeremia 17 : 7 – 8 Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan. Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.
Pohon itu di perumpamakan hidup kita, kita harus mengutamakan mengandalkan Tuhan senantiasa. Kita mau buka usaha, mau mengerjakan ini dan itu, andalkan Tuhan. Tanya sama Tuhan, Tuhan boleh tidak, saya investasi ini, investasi itu. Tuhan berkenan nggak, saya melakukan ini, melakukan itu, tandasnya.
Lalu, saudara tanya, bagaimana ya pak Pendeta, kalau Tuhan itu setuju dengan keputusan saya. Saudara minta tanda dari Tuhan, caranya. Ingat tentang cerita Gideon, waktu Gideon disuruh Tuhan, Gideon minta tanda. Pagi-pagi saya akan taruh kulit di rumput. Coba Tuhan kasih saya tanda. Suapaya saya tahu itu Tuhan yang menyuruh, dia bilang, Tuhan buktikan kulitnya basah, rumputnya kering. Kemudian, Tuhan juga membalikan kulit menjadi kering, dan rumputnya menjadi basah. Demikian juga dengan kita, minta tanda dari Tuhan, kalau ini dari Tuhan.
Kalau ini urusan bisnis ini, property ini, orang akan menghubungi saya.
Untuk melahirkan generasi yang kuat itu, yang kedua Andalkan Tuhan selalu dalam hidup kita. jangan andalkan kekuatan kita, keuangan kita, kita merasa bisa, buka usaha semau kita, jangan. Nanti kita mengalami kerugian yang besar. (ronaldy)
Be the first to comment