Jakarta, BAHTERAPOST.COM – “ Tidak ada pernikahan yang cocok, yang ada adalah pernikahan yang tidak cocok, dan dicocokan terus sampai cocok. Maka, dengan pertolongan Tuhan. Itulah yang harus kita alami dalam pernikahn kita. Bukan hanya pernikahan pada usia muda atau dini, tapi sampai seterusnya. Kita harus belajar mencocokan diri bersama pasangan (suami – istri). Begitulah salah satu penggalan kalimat sambutan yang disampaikan Ketua Umum Badan Pengutus Pusat (BPP) Sinode Gereja Bethel Indonesia Pdt. Dr. Rubin Adi Abaraham secara daring kepada 14 penulis muda pada acara launching buku Milestone yang digagas Departemen Pembinaan Keluarga GBI Bidang Keluarga Milenial, di NDC Central Park, Jakarta, Sabtu 29 Januari 2022.
Baca Juga : Silaturahmi Perwamki ke GBI, Ketua Umum Sinode Pendeta Rubin Adi Abraham Menjawab
Terkait lainnya, Rubin menegaskan perlu menerapkan kasih dan keharmonisan dalam kehidupan berkeluarga. Sebab banyak orang muda menganggap, bahwa ketika mengucapkan janji nikah, kedepannya pasti langgeng dan bahagia. Itu tak akan pernah terjadi, tutur eks Ketua Departeman Pemuda dan Anak GBI selama 8 tahun.
Pasalnya, kasih dan keharmonisan itu harus diusahakan sungguh-sungguh. Yaitu : Taat pada Firman Tuhan dan Kristus, maka kebahagian itu akan diberikan kepada kita sebagai bonus, jelas Suami dari Lenawati Tanudjaja.
“Keluarga muda dengan berbagai tantangan, keluarga muda yang mengamali pergumulan, buku Milestone ini bisa memberikan jawaban, tentu pijakan utamanya kepada Firman Tuhan dan Kristus,” tegas ayah dari Jessica, Jovita dan Joy.
Senada dengan Rubin, Ketua Satu (1) BPP Sinode GBI, Pdt Gilbert Lumoindong dalam pernyataannya secara daring di acara launching buku Milestone, menyatakan rumah tangga itu pasti ada masalah, dan masalah itu yang akan menjadikan kita dewasa, maka kunci mengatasinya saling mengerti, saling menggali, sadar dan dekat kepada Tuhan. Sebab keluargaku adalah surgaku, dan rumahku adalah istana.
Suami dari Reinda Lumoindong ini memberikan tips bagaimana caranya membangun keluarga bahagia. Pertama Lepaskan kita dari berbagai tuntutan, hilangkan kata kamu harus, tetapi katakana saya harus.
Kedua Belajar bersyukur untuk apa yang ada pada pasangan, jangan terus mengkritik, melihat kelebihan pasangan kita
Ketiga gunakan kata-kata yang baik, panggil istri dnegan kata saying, suami juga denga kata sayang, meskipun lagi marah. Kalau ada maslaah jangan keraskan suaranya, tetapi kuatkan argumennya. Pergunakan kata sori, terimakasih, oh maaf ya. Jangan ajak debat. Tetapi catri persamaan dari pasnagan kita. Jangan mengungkit danb mengulang lagi, dan membanding-bandingkan.
Keempat Jaga komunikasi mulut dan telinga yang kita pakai, otak jangan untuk mengkaji.
Sementara Pdt. Jarot Wijanarko yang hadir secara on site lebih menekankan ketika peran atau fungsi dari pasangan kita, tidak bisa dilakukan maka kita sebagai pasangan menggantikannya.
Namun peran esensial, tetap ada pada kepala keluarga, yaitu : bertanggung jawab, mengambil keputusan, dan punya tujuan.
Sebelas (11) Penulis Muda pun hadir dalam acara launcing buku Milestone secara tatap muka, tiga (3) lainnya dilakukan secara Zoom.
Hadir juga dalam acara launching buku Milestone, Pendeta Hengky Soe sekaligus berdoa untuk acara tersebut.
Be the first to comment