Ibadah Malam Natal 2021 GPIB Bethel Bandung,  Pdt. R Christina Panggebean – Sipasulta : Kita Memulikan Tuhan, karena DIA Juruselamat Jiwaku dan Hidupku 

Pendeta Ny.R.Christina Panggabean-Sipasulta,, di ibadah malam Natal GPIB Bethel Bandung, Jumat (24/12/2021) malam. Screenshot Chanel YouTube GPIB Bethel Bandung.

Bandung, BAHTERAPOST.COM – Lukas 1 ayat 46 -47. Lalu kata Maria: “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku. Nats ini mengajak kepada kita tentang  Natal yang sesungguhnya atau paling hakiki tentang perayaan Natal, tutur Pendeta Ny.R.Christina Panggabean-Sipasulta dalam  mengawali khotbahnya di ibadah malam Natal di GPIB Bethel Bandung, yang dilaksanakan secara luring dan daring (livestreaming Youtube),  Jumat (24/12/2021) malam.

Baca Juga : Pesan Natal Pdt. Edy Wagino M.Th di Ibadah GBI Anggrek Tambun Bekasi  : Jangan Takut, Hidup Kudus dan Lakukan Kehendak Tuhan 

“Natal itu sudah identik dengan perayaan. Apalagi  sebelum pandemi Covid -19, seluruh organ tubuh (mata, mulut,  telinga, tangan, dan kaki) kita  merayakan Natal,” kata Pdt. R. Christina masih dalam khotbahnya tersebut.

Baca Juga : Ini Pesan Natal Presiden Russell M Nelson dari GYK OSZA  

Pertanyaannya, apakah jiwa kita turut berpesta? Sama seperti anggota tubuh kita yang telah disebut itu. Atau sebaliknya, justru jiwa kita Gelisah Galau dan Merana (Gegana)? Atau jiwa kita kosong, hampa dan kusut? Tanya Pdt. R Christina dalam uraian khotbahnya.

Ibadah Malam Natal di GPIB Bethel Bandung, Jumat (24/12/2021) malam. Screenshot Chanel YouTube GPIB Bethel Bandung.

Ibadah malam natal ini seharusnya menyatakan Jiwa kita memuliakan Tuhan, tegasnya.

Memang tidak bisa disangkal, jiwa manusia memuliakan sesuatu. Bahkan memuliakan banyak hal.  Jiwa manusia memuliakan kekuasaan dan kekuataan. Siapa yang kuat dan berkuasa, dialah yang benar? Jiwa manusia juga memuliakan kekayaan. Dalam arti, kita tidak peduli dimana kekayaan kita peroleh, kekayaan itu sampai kepada kita. Kekayaan menjadi idola bagi kita.

Lalu, jiwa kita juga memuliakan pengetahuan dan teknologi. Untuk banyak orang, dua hal tersebut secara fungsi. Sudah menjadi tuhan baru dalam kehidupannya, sudah menjadi agama baru. Bahkan sudah menjadi juruselamat baru, dalam hidupnya.

Kembali ke Jiwaku memuliakan Tuhan. Bukan kita anti (kekuasaan, kekayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi) bukan. Kalau jiwa kita memuliakan Tuhan, maka kekuasaan itu untuk mengayomi,  dan kekayaan itu untuk melayani umat manusia, ilmu pengetahuan bukan menjadi tuan atas kita tetapi kita menjadi tuan atas ilmu pengatahuan itu. Artinya kita yang mengatur ilmu pengetahuan dan teknologi, ujarnya.

Terkait hal lainnya, lanjut Pdt. R Christina.  Ucapan Haleluya, dan Tuhan memberkati kerap kita jumpai. Dan, di zaman sekarang ini,  banyak orang yang memberi kesan dirinya religius dengan berbagai ucapan-ucapan.

Lalu untuk apa kita memulikan Tuhan. Supaya kita lebih (religius, imani dan agamis atau lebih punya iman) daripada orang lain?

Beragam jawaban terkait memulikan Tuhan pun acap kali kita dengar. Karena berkat Tuhan, mendapat keturunan yang telah lama dinanti, saya bisa bekerja ditengah situasi pandemi. Atau ada yang berkata, saya memuliakan Tuhan, karena Tuhan itu baik. Dia menyembuhkan penyakit saya, Dia memberi jawab atas persoalan yang kuhadapi, dan saya tidak terus tinggal dalam pergumulan.,  itu tidak ada salahnya, tandas Pdt. R Christina.

Namun,  yang harus kita terapkan dan aminkan adalah :  Jiwa kita memuliakan Tuhan karena alasan Dia penyelamat jiwaku, tegas Pdt. R Christina.

Mengenai natal adalah fakta sejarah, Bukan hanya banyak mujizat yang Yesus lakukan di dunia ini. Perlu menjadi catatan penting, bahwa Yesus  datanga kedunia bukan untuk diviralkan, atau menjadi pesulap, dan akrobatik. Yang bisa mengguncang decak kagum dunia, DIA datang bukan untuk hal itu. Tetapi DIA datang untuk menyelamatkan dunia, dan seisinya.

(ronaldy hehakaya)

 

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*