Jakarta, BAHTERAPOST.COM – Presiden Henry B. Eyring berbicara tentang semangat Natal. Dia menggambarkan ini sebagai “sukacita yang datang dalam beribadat dan mengasihi Tuhan Yesus Kristus.” Dia berkata kita mengalami semangat ini melalui menelaah tulisan suci yang mengajari kita siapa Yesus dahulu dan sekarang serta melalui mengasihi orang lain. Demikian salah satu penggalan rilis yang diterima bahterapost.com, Sabtu (18/12/2021).
Baca Juga : Ini Pesan Natal Presiden Russell M Nelson dari GYK OSZA
Presiden Eyring membacakan tulisan suci dalam Perjanjian Baru yang berbicara tentang peran [Yesus] dalam Penciptaan, tentang sikap-Nya yang tunduk pada kehendak Bapa dan tentang ajaran-Nya untuk mengikuti teladan kasih-Nya. Presiden Eyring mengutip ayat-ayat Kitab Mormon tentang Pendamaian Kristus dan kuasa-Nya untuk membantu kita dalam keadaan apa pun. Dan dia menggunakan kata-kata dari Ajaran dan Perjanjian untuk mengilustrasikan kuasa doa dan kedamaian yang dijanjikan Allah.
Baca Juga : Light The World, Gereja Yesus Kristus OSZA : Ikuti Teladan Kristus Sebagai Pembawa Terang
“[Allah] tahu cara membantu kita merasakan kedamaian dalam kemalangan, bahkan saat ujian berlanjut,” tutur Presiden Eyring. “Dia akan mengirim teman-teman sebagai malaikat untuk berdiri di samping Anda ‘dengan hati yang hangat dan tangan yang ramah.’ Hati kita sendiri akan diubah menjadi lebih baik sewaktu kita menanggung pencobaan pribadi melalui iman kepada-Nya. Dan dengan perubahan itu, kita sendiri akan menjadi teman yang dapat Tuhan kirimkan sebagai malaikat kepada orang lain.”
Penatua Dale G. Renlund
Penatua Renlund mengajarkan pentingnya mengetahui keilahian Yesus Kristus. Dia mengatakan bahwa ayahnya akan membaca Lukas 2 setiap Malam Natal. Setelah membaca ayat 32, di mana Simeon menggendong bayi Yesus dan berbicara tentang Dia sebagai “keselamatan [Allah],” ayah Penatua Renlund akan berhenti sejenak dan berkata: “Saya mungkin tidak dapat menggendong bayi kecil Yesus itu dalam pelukan saya, tetapi saya tahu, sama seperti Simeon tahu, bahwa bayi itu adalah Putra Allah, Juruselamat, dan Penebus saya. Dia nyata, dan Dia hidup.” Setelah pernyataan yang kuat ini, ayahnya akan menatap setiap anggota keluarga dan mengatakan, dengan anggukan tegas, “Dan kalian juga bisa tahu itu.”
Penatua Renlund menggambarkan bagaimana pada usia 11 tahun dia merasa Allah memberi tahu dia bahwa Kitab Mormon mengajarkan kebenaran. Dan dengan kuasa yang sama itu pula dia mengetahui bahwa Yesus adalah Juruselamat dunia. Pengetahuan seperti itu, katanya, adalah karunia rohani yang tersedia bagi siapa saja.
“Pada Natal ini, mintalah kepada Bapa Surgawi Anda karunia rohani untuk mengetahui realitas tentang hidupnya Juruselamat dunia,” Penatua Renlund berkata. “Saat Natal adalah waktu yang alami dan indah untuk menelaah kehidupan-Nya dan untuk berusaha meniru karakter dan atribut-Nya. Sewaktu Anda melakukannya, Anda dapat mengetahui bahwa Yesus adalah Kristus, Putra Allah, dan bahwa Dia melakukan pendamaian bagi dosa-dosa Anda.”
Penatua W. Mark Bassett
Penatua Bassett mengingatkan para Orang Suci Zaman Akhir bahwa pengikut Yesus Kristus hendaknya menjadi pembawa damai. “Ini adalah kewajiban perjanjian kita,” Penatua Bassett berkata. “Anda dan saya membuat perbedaan di dunia yang bermasalah saat ini ketika kita berusaha untuk menjadi pembawa damai—di rumah kita, jemaat kita, komunitas kita, bahkan di seluruh dunia, dengan kebaikan kita, dengan perbuatan baik kita, dan dengan perkataan kita—secara tatap muka maupun secara virtual. Marilah kita dengan setia ‘mengabarkan berita damai’ saat kita bersaksi tentang Dia, dalam kata dan perbuatan.”
Menggunakan bahasa dari Lukas 2, Penatua Bassett mengimbau para anggota Gereja untuk “’memberitahukan apa yang telah dikatakan’ mengenai pesan kedamaian ‘tentang Anak itu.’ Ini adalah pesan yang misionaris ajarkan kepada orang-orang terkasih dan teman-teman kita; ini adalah pesan hidup yang misionaris pelayanan bagikan sewaktu mereka melayani seperti yang akan Juruselamat lakukan. Ini adalah pesan yang kita nyatakan saat kita mengasihi, berbagi, dan mengundang mereka di sekitar kita untuk mengambil bagian dalam pengharapan dan kedamaian yang ditemukan dalam kabar baik tentang Yesus Kristus.”
Sister Michelle D. Craig
Sister Craig mengatakan kita hendaknya memupuk dan berbagi karunia-karunia pribadi kita untuk meneguhkan dan melayani orang lain. “Beberapa karunia terbaik adalah karunia berupa waktu dan bakat kita,” tidak peduli seberapa kecilnya, katanya.“Saya percaya karunia seperti itu adalah karunia yang suci.”
Mengutip Penatua Marvin J. Ashton (1915–1994), Sister Craig mengatakan bahwa karunia datang dalam banyak bentuk, termasuk mendengarkan, menangis, berpikir, dan berdoa.
“Bawalah karunia mendengarkan Anda dengan kasih dan kunjungi seorang teman yang kesepian,” dia berkata. “Apakah Anda memiliki karunia untuk menghindari perselisihan dan bersikap menyenangkan? Karunia-karunia itu tidak pernah lebih dibutuhkan daripada sekarang—berikan itu kepada keluarga, teman, dan tetangga Anda. Beri tahu seorang pengembara bahwa Anda mengasihi mereka dan undang mereka untuk makan di rumah Anda. Ajarkan pelajaran yang diilhami. Tulis surat singkat yang ramah. Kumpulkan orang lain dan gunakan karunia Anda untuk menjangkau dan membangun Sion serta membangun orang-orang di sekitar Anda. Allah membutuhkan segala macam karunia. Dia telah memberikan segala karunia untuk meningkatkan keadaan anak-anak-Nya. Jangan biarkan musik dalam diri Anda luput dinyanyikan, pelukan tidakdiberikan, pengampunan tanpa ditawarkan.”
Be the first to comment