Halim-Jakarta Timur, BAHTERAPOST.COM – Pendidikan itu identik dengan peradaban suatu negara. Artinya maju mundurnya suatu negara tergantung dari pendidikan yang dilakukannya. Itulah yang menjadi perhatian utama Ketua Sekolah Tinggi Teologia Injili Jakarta (STTIJA), Willem Frans Ansanay SH, M.Pd dalam mendirikan pendidikan dalam hal ini STIJA.
Baca Juga : Tujuan Ibadah Adalah Kasih, Kombes Bhirawa : Berbagi kepada Orang- Orang Kecil
Terkait hal lainnya, STIJA boleh dikatakan satu kesatuan yang tidak bisa dilepaskan dari Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI). GKSI sendiri telah berusia 34 tahun. Sampai saat ini GKSI boleh dikatakan masih terdapat dua lisme sinode. Tetapi yang memegang hak paten logo adalah GKSI Halim.
Terkait STIJA ada dua kampus : Kampus A di Jalan Kerja Bakti Halim, Jakarta Timur, dan Kampus B di Puri Ganda Asri perbatasan Cibubur. Luas bangunanya 900 m2 dan panjangnya 2700 m2. STIJA memiliki asrama, uang kuliahnya ada sponsor. Sementara yang unik dari kampus ini, menggunakan dua liturgi, diberikan kepada para mahasiswa sejalan dengan perkembangan kekinian ada 2 liturgi : Meinstrem ada juga liturgi gereja non meinstrem diajarkan supaya manakala para mahasiswa setelah kelulusan dan bertugas dapat menjalankan tugas2 oikumenis dalam pergaulan antar denominasi gereja Tuhan di Indonesia
Unik yang kedua, walaupun bergelar Sarjana Pendidikan Agama Kristen (S.PAK), tetapi pendidikan mata kualiah teologi diberikan bagi mahasiswa STTIJA untuk melengkapi tugas mereka jika membangun jemaat dimana mereka bertugas sebagai guru atau melalui lembaga pendidikan yang dibangun oleh mereka para alumni.
Setiap tahunnya meluluskan Sarjana Pendidikan Agama Kristen angkatan ke-3, dengan jumlah dosen 16 : 4 Doktor, 2 Kandidat Doktor, 6 Magister, dan 4 Sarjana. Tetapi tahun depan diusahakan lulusannya bertambah, seiring dengan bertambahnya tenaga pendidik, ujar Frans saat konferensi pers bersama wartawan kristen, Rabu (24/11/2021).
Terkait adanya kemelut yang belum selesai di GKSI. Bagi Frans Ansanay dunia Pendidikan harus menjadi nomor satu. Agar nantinya lulusan STIJA mampu bersaing secara global dengan lulusan STT lainnya.
Bahkan, dunia pendidikan di GKSI (Kerja Bakti -Halim) sudah ada PAUD, TK, SD, SMP, dan SMA/SMK. Itulah wujud nyata Pria asal Papua yang rindu dan mewujudkan pendidikan bagi semua. Dan itu sesuai dengan tema Wisuda STIJA Dialah yang Menjadikan Kita Punya Dialah Kita
Be the first to comment