Jakarta, BAHTERAPOST – Empat negara di Timur Tengah sepakat melakukan normalisasi hubungan dengan Israel dalam waktu tiga bulan terakhir, Bahrain, Uni Emirat Arab, Sudan, dan Maroko.
Baca Juga : Presiden AS Joe Biden, Tetap Akui Yerusalem Sebagai Ibukota Israel
Sejumlah pihak khawatir terobosan ini mengubah lanskap penyelesaian konflik Israel-Palestina yang belum menemukan titik terang.
Negara Zionis itu dikabarkan juga ingin menjajaki Indonesia.
Meski begitu, Israel tetap menyimpan minat menjalin hubungan formal dengan Indonesia.
Dalam wawancara virtual bersama CNNIndonesia.com, Duta Besar Israel untuk Singapura, Sagi Karni, mencoba terbuka terkait hubungan kedua negara.
Berikut petikan wawancara tersebut.
Apa tujuan utama Israel membangun hubungan formal dengan negara Arab dan mayoritas Muslim?
Bagi Israel ini sangat netral bahwa dalam sejarahnya, kami selalu mencoba menjalin hubungan normal dan bersahabat dengan seluruh negara, terutama tetangga kami. Ada beberapa yang tengah kita bidik untuk menyepakati normalisasi hubungan.
Saya juga meyakini ketika Anda membangun hubungan bersahabat dengan negara lain itu adalah win-win solution. Dengan itu, Anda bisa memiliki kemajuan lebih baik, meningkatkan stabilitas di kawasan, dan berkontribusi terhadap ekonomi.
Kami sangat senang dengan Persetujuan Abraham-kesepakatan normalisasi hubungan antara Israel-Uni Emirat Arab dan Bahrain. Ini adalah bukti bahwa negara-negara (Arab) mau mulai bersama-sama mengutamakan kepentingan bersama.
Selama ini Israel terlihat sangat berminat menjalin hubungan resmi dengan Indonesia hingga Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakannya sendiri secara langsung pada Oktober 2018. Apakah Israel menargetkan hal serupa untuk menyepakati normalisasi hubungan dengan Indonesia?
Itu fakta-soal minat Israel menjalin hubungan dengan RI-dan saya hanya bisa mengatakan Israel pada dasarnya memang berminat membangun hubungan resmi itu dengan Indonesia sama seperti dengan seluruh negara damai lainnya.
Saya berpikir menjalin hubungan resmi merupakan solusi win-win bagi kedua negara. Banyak sekali sektor dan area yang memiliki potensi untuk menjadi dasar kerja sama antara Israel-Indonesia demi keuntungan masyarakat kedua negara.
Sektor mana saja yang memiliki potensi kerja sama tersebut?
Mulai dari sektor medis dan farmasi, kesehatan publik, agrikultur, berbagai jenis teknologi, kerja sama di sektor energi terbarukan (renewable energy), pendidikan serta inovasi, dan tentunya dalam bidang pariwisata.
Pemerintah Indonesia mungkin mengetahui bahwa sekitar puluhan ribu warganya mengunjungi Israel setiap tahun, mulai dari peziarah umat Muslim dan Kristiani. Pelajar Indonesia yang datang ke Israel untuk belajar agrikultur dan sektor lainnya juga cukup banyak.
Kami sangat senang berbagi pengetahuan terkait agrikultur modern dengan pelajar Indonesia sehingga ketika mereka pulang, mereka bisa menerapkan ilmu tersebut.
Saya juga berpikir banyak hak yang dapat kami pelajari dari keberagaman budaya Indonesia yang indah dan sangat kaya ini. Menurut saya, akan sangat baik bagi warga Israel untuk mengetahui lebih banyak lagi soal Indonesia.
Dan pada dasarnya, kami sebagai pemerintah Israel selalu berusaha untuk membuat kesejahteraan warga kami lebih baik lagi, terutama dalam menjalin kerja sama dengan negara lain untuk perkembangan ekonomi lebih baik lagi.
Apakah Israel melakukan pendekatan dan berupaya berdialog dengan Indonesia untuk menjalin hubungan diplomatik?
Posisi kami jelas dan terbuka. Kami tidak menyembunyikan posisi kami bahwa kami tertarik menjalin hubungan yang normal dengan Indonesia. Dan kami sangat berharap ini bisa terjadi lebih cepat akan lebih baik lagi.
Tapi, itu semua lagi-lagi bergantung pada keputusan pemerintah Indonesia terkait kepentingannya. Yang pasti, posisi kami jelas bahwa kami sangat berharap Indonesia-Israel bisa memiliki hubungan normal dan bersahabat.
Saya mau menegaskan lagi bahwa normalisasi hubungan dengan Israel tidak ada hubungannya dengan dukungan terhadap Palestina. Pada akhirnya, Israel percaya, normalisasi hubungan dengan Indonesia bisa membantu Palestina juga.
Pada era Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Indonesia pernah mengumumkan niat untuk menjalin hubungan ekonomi dan dagang dengan Israel. Namun mendapat penolakan dari masyarakat dan organisasi Islam. Apakah pernah ada dialog dan pertemuan antara pejabat pemerintah kedua negara selama ini terkait wacana normalisasi hubungan?
Saya tidak bisa membenarkan atau membantah jika pernah ada pertemuan antara pejabat kedua negara. Saya tidak mengetahuinya. Tapi bisa saya katakan kebijakan pemerintah Israel sangat jelas dan terbuka kepada Indonesia.
Saya juga mengingatkan bahwa perdana menteri Israel pernah berkunjung ke Jakarta di masa lalu, sekitar tahun 1990-an. Dengan kenyataan itu, kedua negara memang pernah menjalin kontak selama ini.
Bagaimana Israel menggambarkan hubungan kedua negara?
Seperti yang sudah saya katakan, Israel sangat terbuka. Kebijakan dasar kami adalah menjaga agar pintu tetap terbuka. Itu lah dasar kenapa kami masih saja memberi izin visa bagi puluhan ribu WNI yang ingin mengunjungi Israel.
Itu pula yang jadi alasan mengapa kami masih mengundang pelajar Indonesia melanjutkan studi pertanian dan subjek lainnya di Israel.
Besar peluang warga Indonesia mau berbisnis dengan pengusaha Israel, ini hal lumrah. Kami mendukung pasar bebas, percepatan perekonomian, jadi tentunya ada beberapa hubungan dagang Indonesia-Israel selama ini.
Soal hubungan bisnis, tentu saja ada, namun lagi-lagi volume perdagangan sangat rendah karena banyaknya larangan. Saya mengetahui banyak pengusaha Indonesia yang sangat berminat menjalin hubungan bisnis dengan Israel.
Untuk hubungan perorangan, puluhan ribu WNI kunjungi Israel setiap tahun. Mereka butuh Israel dan Israel butuh mereka. Mahasiswa Indonesia yang belajar di Israel juga selama studi tinggal di antara warga kami.
Sementara itu, sampai saat ini masih sangat sulit bagi warga Israel untuk mengunjungi Indonesia karena kebijakan visa yang tidak mendukung bagi warga kami. Ini menjadi salah satu hal yang ingin kami perbaiki, demi memperbesar peluang para pengusaha kedua negara terutama untuk bepergian.
Sebab, ketika Indonesia mengunjungi Israel, berarti mereka juga mengunjungi wilayah Palestina. Itu berarti puluhan ribu turis Indonesia yang datang ke Israel setiap tahun berkontribusi terhadap perekonomian Palestina. Indonesia harus menyadari ini.
Berapa volume dan nilai perdagangan antara Israel-Indonesia selama ini?
Saya tidak begitu mengetahui detail barang apa yang menjadi komoditas perdagangan antara kedua negara, tapi saya pastikan ada nilai perdagangan (antara Israel-Indonesia). Volume perdagangan pasti ada tapi tidak tinggi karena hubungan kedua negara yang tidak normal.
Jika memiliki hubungan diplomatik penuh, kedua negara bisa menghasilkan kemajuan dan tentunya dalam hal perdagangan. Ini akan membantu perekonomian kedua negara, tetapi saya tidak bisa menjelaskan itu secara spesifik.
Presiden Jokowi menekankan bahwa Indonesia tidak berniat buka hubungan bilateral dengan Israel karena dukungan dan posisi Indonesia yang tetap sama terhadap Palestina. Bagaimana Israel menyikapi respons itu?
Saya berpikir Indonesia masih bisa mendukung Palestina dan di saat bersamaan menjalin hubungan yang baik dengan Israel. Banyak negara Arab melakukan ini.
Banyak negara Arab memiliki hubungan normal dengan Israel, kerja sama perdagangan dan ekonomi terutama, di sisi lain masih mendukung Palestina. Saya tidak melihat ada kontradiksi antara normalisasi hubungan dengan Israel dan dukungan terhadap Palestina.
Bagaimana Israel melihat dukungan Indonesia ke Palestina dan pendirian Jakarta yang menekankan bahwa perdamaian di Timur Tengah baru bisa tercapai jika konflik Palestina-Israel diselesaikan melalui solusi dua negara?
Tidak ada yang lebih diinginkan Israel selain stabilitas dan perdamaian di Timur Tengah. Seperti banyak dilihat di media, sebagian besar konflik terburuk di Timur Tengah terjadi di dalam negara-negara Arab, bukan antara Israel dan negara Arab. Ini sesuatu yang penting dan harus menjadi perhatian.
Jakarta pernah mengatakan bahwa menjalin hubungan diplomatik penuh dengan Israel hanya mungkin terjadi setelah Israel-Palestina berdamai. Bagaimana Israel menanggapi?
Isolasi dan boikot terhadap Israel sudah berakhir. Ini waktunya untuk melihat ke depan dan banyak negara Arab telah melakukannya. Kami telah bernegosiasi dalam 25 tahun terakhir.
Tapi, di sisi lain, empat negara Arab memutuskan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel hanya dalam tiga bulan terakhir. Ini pertanda ada pergerakan, ada pengakuan di negara Arab bahwa kita perlu melihat masa depan.
Karena kita harus saling berbicara, berdiskusi, dan menjalin hubungan untuk menyelesaikan masalah dan konflik. Jika tidak, bagaimana caranya menyelesaikan semua masalah?
Peran seperti apa yang Israel pikir Indonesia bisa terlibat dalam perdamaian di Timur Tengah, terutama konflik Israel-Palestina?
Kami tidak bisa berbicara atas nama Indonesia. Tapi, menurut kami, seluruh pihak ketiga harus memiliki hubungan yang baik dan normal dengan semua pihak yang terlibat langsung dalam konflik supaya bisa memberikan kontribusi positif dalam proses perdamaian.
Siapa pun ingin memberikan kontribusi positif bagi proses perdamaian di Timur Tengah, harus memiliki hubungan baik juga dengan Israel.
Saya menganggap mustahil memberikan kontribusi yang positif terhadap proses perdamaian tanpa menjalin hubungan baik dengan Israel.
(Sumber CNN Indonesia)
Be the first to comment