Karawang, Bahterapost – Ada tiga hal tentang makna Natal yang benar, Pertama Matius 2:10 orang majus bersuka cita, Filipi 4:4 tetaplah bersuka cita Kedua Matius 2:11 orang Majus berani berkorban. Ketiga Matius 2:12 orang Majus taat totalitas, sebab ketaatan secara totalitas orang Majus menghasilkan keselamatan.
Baca Juga : Tanna Sugiharto Pemilik Toko Pot dan Pastri Dua, Pengusaha Yang Takut dan Cinta Tuhan
DEMIKIAN Perbincangan bahterapost dan Majalah refromasi.com dengan Pdt. Edy Wagino S.Th Gembala Sidang GBI Sinona Karawang, GBI ORY Pondok Gede Bekasi dan GBI HOPE Palangkaraya, ketika ditemui bahterapost usai ibadah pertama perayaan Natal GBI Sinona Karawang di ruang kerjanya, Minggu (27/12/2020) siang.
Menurut Pdt. Edy bahwa ditengah Pandemi Covid -19, sebagai umat percaya kita bukan hanya memutus mata rantai Covid -19,tetapi terkait Natal kita harus patahkan makna dan konsep Natal yang salah Mulai hari ini benahi dengan konteks natal yang benar, bahwa Yesus bukan bayi yang baru lahir, tetapi Dia besar dalam hidup kita.
Sehingga kebesaran Dia itu bisa mengalahkan kekuatiran hidup kita, setiap badai dalam kehidupan kita, lalu makna natal yang kedua mereka membawa persembahan mas, kemenyan dan mur. Artinya apa? Orang Majus Ini mau berkorban buat Yesus, lalu bagaimana dengan kita?
Konsep Natal yang Salah Harus Segera Diluruskan
Jadi, sekali lagi bukan mematahkan dan memutuskan mata rantai Covid 19, tapi mematahkan konsep pengertian yang salah pengharapan kita tentang kedatangan Tuhan, ya itu bukan sebagai bayi tetapi sebagai raja yang berotoritas untuk menghancurkan nilai- nilai rohani yang salah dalam hidup kita, Cabut nilai rohani yang salah tanamkan yang benar, jelas Pdt Edy yang saat perayaan Natal juga istrinya (Yuniwati) berulangtahun yang ke 52.
Lanjut Pdt Edy, orang Majus berani berkorban tinggalkan keluarganya dia berikan kepada bayi Yesus. Artinya bayi Yesus belum mengerti, tetapi dia serahkan dan korbankan itu (emas kemenyan dan mur).
Belum lagi dia(orang Majus) korbankan perjalanan yang cukup panjang 4 tahun pulang pergi dengan jarak pulang pergi 6000 Km, dan selama perjalanan itu mereka menghdapi binatang bias malam Hari (karena dituntun oleh bintang). Kita sebagai umat percaya harus berani berkorban, korban perasaan, tekanan dan himpitan harus berani berkorban, jelas Pendeta yang merintis GBI Sinona selama 17 tahun lebih dan ditengah himpitan (FB nya di hacker) masih membantu warga negara Afrika Selatan (ditahan di rutan Kanim Karawang) untuk dipulangkan ke negaranya.
Totalitas itu merupakan ketaatan umat percaya kepada Tuhan, sama seperti orang Majus saat disuruh mengikuti bintang mereka mau dan taat melakukannya.
“Kita harus taat kepada perintah Tuhan dalam segala hal walaupun terkadang itu tidak membuat kita tidak bahagia, tidak merasa diberkati dan tidak nyaman,” tegas Pdt. Edy Wagino yang tetap melayani orang-orang yang di penjara khususnya di lapas dan rutan Karawang.
“Saya percaya makna natal itu memberikan secercah pengharapan kepada kita di tengah pandemi yang saat ini terjadi di negri ini,” tegasnya.
Intinya Roma 8:39 yang menyatakan bahwa Tidak ada satu kuasa pun yang bisa memisahkan kita dari kasih Yesus.
Dalam khotbanya di ibadah perayaan natal kedua, yang juga diikuti bahterapost sampai selesai Pdt. Edy dengan perintah Tuhan dalam Matius 11 ayat 5, bahwa orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik, tegasnya.
“Ayat ini adalah penegasan dari Tuhan bahwa kedatanganya ke dunia adalah agar umat Tuhan berkemenangan dalam segala hal termasuk menang melawan virus Covid-19, jangan takut. Selamat Natal dan Tahun baru 2021,” pungkas ayah dari Elizabeth Hizjia Francisca, Natalia Delvia,dan Hosea. ronaldy hehakaya
2 Trackbacks / Pingbacks