Jakarta, Bahterapost – Setiap Gereja pasti ada sinodenya. Tujuannya supaya bisa jalan bersama. Pembahasan di sinode bisa dikatakan keputusan tertinggi dalam menentukan arah gereja itu berjalan. Tentu dalam bingkai utama Kepala Gereja, Yesus Kristus.
Baca Juga : Tolak Pernikahan Sesama Jenis, Trump Kalah Pilpres Amerika?
Di Indonesia saja menurut catatan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) ada lebih dari 200 sinode. Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) termasuk satu dari ratusan sinode yang bernaung di PGI.
Sudah 32 tahun Gereja ini berdiri. Setiap 5 tahun sekali menggelar sidang sinode. Kali ini sidang sinode ke V di gelar di kawasan dekat bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur. Sidang tersebut dilaksanakan dua hari, 18 – 19 Nopember 2020.
Selain taat pada konstitusi Gereja, GKSI juga taat pada konstitusi negara dalam hal ini kepada pemerintah Indonesia. Maka anjuran dan kewajiban kepada pemerintah untuk menerapkan protokol kesehatan secara ketat dalam acara ini diterapkan secara ketat. Seperti pada situasi pandemi covid 19 sidang sinode ini digelar secara vitual 80 persen (180 peserta), 20 persen (30 peserta) tatap muka. Bahkan setiap peserta yang masuk ke acara ini di cek suhu tubuh, penggunaan masker serta mencuci tangan dengan air mengalir di terapkan di acara ini.
Begitu penjelasan umum Wilem Frans Ansanay SH, M.Pd , Ketua Majelis Tinggi GKSI, yang juga bertindak sebagai pimpinan sidang dalam konferensi pers kepada sejumlah awak media Kristen, di lokasi sidang sinode ke V, Rabu (18/11/2020).
Terkait masih adanya dualisme GKSI. Pria berdarah Papua yang berhati lembut. Sudah melakukan komunikasi. Rekonsialiasi dengan pihak Pdt. Matheus Mangentang yang difasailitasi Ditjen Bimas Kristen dan PGI. Namun mungkin belum adanya titik temu. Maka Frans tetap menunggu. Pasti ada jalan keluar. Doakan saja. Pokoknya jangan diperkeruh suasana ini. Yang jelas, kata Frans pintu rekonsiliasi tetap terbuka.
Sedangkan ketidak hadiran PGI dan Dirjen Bimas Kristen. Frans mengakui dan menyadari serta menghormati langkah keputusan dua lembaga resmi untuk tidak datang. Pasalnya, selama ada dua lisme GKSI.Protapnya memang PGI dan Dirjen Bimas Kristen sebaiknya tidak perlu hadir. Ini dmei menjaga suasana kondusif. Dan berlaku bukan hanya kepada GKSI, tetapi kepada kepngurusan ganda atau dualisme.
Seperti sidang-sidang pada umumnya. Pemilihan ketua umum dan pengurus baru. Frans hanya menyerahkan kepada peserta sidang. Silahkan pilih yang terbaik diantara yang terbaik. 5 nama sudah muncul, mungkin sudah mengerucut ke tiga orang ini, dan hanya satu calon yang secara terang-terangan mengajukan menjadi calon Ketua Umum Sionde GKSI. Pokoknya nama-nama itu mungkin hari ini sudah ada, karena syaratnya memang harus mendaftar secara tertulis.
Masih dalam suasana konferensi pers. Frans menyampaikan bahwa. Selain punya sinode. GKSI ini juga punya STT bernama Setia. Kampusnya sebagian besar ada di lokasi Jalan Kerja Bakti, Kampung Makasar, Jakarta Timur.
Hasil sidang sinode ini, kata Frans akan dilaporkan kepada PGI dan Ditjen Bimas Kristen, pungkas tokoh Papua yang selalu membawa damai. (ronaldy hehakaya)
2 Trackbacks / Pingbacks